Minggu, 17 Maret 2013

Propolis Untuk Mengobati Penderita Diabetes

Propolis Untuk Mengobati Penderita Diabetes
Perkenalkan nama saya Aep Sutisna, Saya seorang manager BUMN PT. Kertas Padalarang yang mempunyai penyakit kencing manis (diabetes) sejak 10 tahun yang lalu.

Angka gula darah saya 210 mg/100ml, 2 jam pp (setelah makan). Angka tertinggi yang tercatat pada tanggal 1 juli 2005 sebesar 397 mg (2 jam pp). Sejak 23 Agustus 2005 saya mulai mengkonsumsi propolis dengan dosis 3 kali sehari masing-masing 7 tetes.

Pemeriksaan tanggal 30 Agustus 2005 angka gula darah saya menurun menjadi 227 mg random pemeriksaan dilakukan kembali pada tanggal 16 September 2005 dengan hasil 178 mg (2 jam pp). Sesuai data tersebut tercatat dalam “kartu sehat” saya di Poliklinik PT. Kertas Padalarang.

Atas dasar data tersebut saya menyimpulkan bahwa propolis sebagai suplemen berpengaruh sangat baik terhadap penyakit diabetes. Sampai saat ini saya masih tetap mengkonsumsi Propolis, dengan dosis yang sama dan datanya dapat dikonfirmasi ke Poliklinik Pt. Kertas Padalarang.

Baca juga artikel berikut:

Diabetes Bisa Diatasi Dengan Propolis

Propolis adalah zat yang dihasilkan oleh lebah madu. Propolis sudah dikenal sejak jaman dahulu untuk mengobati berbagai macam penyakit, baik yang infeksi maupun non-infeksi.

Bagi penderita diabetes, propolis bisa membantu menormalkan kadar gula darah. Kandungan Bioflavonoids  yang tinggi dalam propolis juga berfungsi memperbaiki dan memulihkan sistem kapilari, kebocoran, dan elastisitas pembuluh darah. Sehingga propolis mampu mencegah terjadinya komplikasi penyakit seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung, gangguan ginjal dll, yang biasa di alami oleh penderita diabetes.

Penggunaan propolis juga untuk mengobati luka-luka yang sulit sembuh yang biasanya di alami oleh penderita diabetes, sehingga proses pengobatan bisa lebih baik.

Propolis merupakan antibiotika alami dan benteng pertahanan kesehatan tubuh.

Sumber: obatpropolis.com

Baca juga artikel berikut:

Pengaruh Pemberian Propolis Lebah Terhadap Kadar Glukosa Darah

Abstraksi
Faktor intake makanan dengan tanpa disadari ikut menyertakan radikal bebas masuk ke dalam tubuh. Jumlah radikal bebas yang turut masuk ke dalam tubuh lambat laun terakumulasi dan dapat merusak sel-sel, khususnya sel beta pankreas. Kerusakan sel-sel beta pankreas selanjutnya akan mengakibatkan penurunan hormon insulin sehingga kadar glukosa di dalam tubuh akan meningkat karena seluruh glukosa yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna (Ganong, 1995). Menurut Tzanakakis, penggunaan propolis lebah dengan kandungan zat alami bioflavonoid yang memiliki efek antioksidan yang diduga bertindak sebagai penangkap radikal bebas sehingga dapat mencegah aksi diabetogenik untuk merusak sel beta pankreas.

Subyek penelitian yang digunakan yaitu tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi alloxan sehingga kadar glukosa darah tikus meningkat menyerupai keadaan pada Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus atau Diabetes Melitus tipe 2. Sampel terdiri dari 9 ekor tikus yang diberi 3 perlakuan yang berbeda secara berurutan yaitu perlakuan pertama berupa pemberian pakan standar, perlakuan kedua berupa pemberian alloxan, dan perlakuan ketiga berupa pemberian propolis lebah sebagai perlakuan penelitian.

Data penelitian berupa kadar glukosa darah puasa subyek penelitian yang diambil mulai dari sebelum tikus diinduksi alloxan, setelah diinduksi alloxan, dan setelah pemberian propolis lebah. Data kadar glukosa darah puasa perlakuan pertama, kedua, dan ketiga diuji homogenitas dan normalitasnya dengan Saphiro-Wilk. Kemudian dilanjutkan dengan uji One Way-Anova guna mengetahui apakah ada perbedaan bermakna pada setiap perlakuan. Uji Anova tersebut kemudian diikuti dengan Tes Post Hoc.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah perlakuan propolis, terjadi perubahan rerata kadar glukosa darah puasa yaitu masing-masing 99,8 ±  8,8 (Standar Deviasi) (p=0,410) pada pemberian pakan standar, 113,8 ±  11,03 (SD) (p=0,625)  pada injeksi alloxan, 94,6 ± 12,24 (Standar Deviasi) (p=0,774) pada pemberian propolis lebah.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah propolis lebah dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi alloxan secara bermakna dengan nilai p=0,04 yang diperoleh dari uji statistik One-Way Anova.

Sumber: Obatpropolis.com dari sumber Digital Library-Perpustakaan Universitas Islam Sultan Agung

Baca juga artikel berikut:

Racun Tubuh Dan Detoksifikasi

Menjaga kesehatan dalam kondisi lingkungan hidup sekarang ini semakin tidak mudah. Tingkat polusi (udara, air, dan makanan) yang semakin masiv telah banyak menimbulkan masalah kesehatan. Hal tersebut tentunya karena racun / toksin yang pada akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.

Kebanyakan racun / toksin yang menumpuk dalam tubuh kita berasal dari gaya hidup, terutama kebiasaan mengkonsumsi makanan olahan.  Makanan jenis ini mengandung zat artificial (buatan), pengawet, penstabil, pewarna, perasa, pemutih, pemanis, lemak trans yang sangat berbahaya, pestisida, racun logam/metal berat dll. Racun / toksin juga bisa masuk lewat obat-obatan, nikotin dari rokok dan kafein kopi.  Racun juga ada yang diproduksi sendiri dan merupakan hasil olahan dari fungsi tubuh.

Racun adalah segala sesuatu yang memiliki dampak buruk pada fungsi sel tubuh.   Secara alamiah tubuh sesungguhnya memiliki sistem dan mekanisme sendiri untuk membersihkan diri dari racun, seperti melalui buang air kecil (urin) ataupun buang air besar (feces).  Tetapi proses ini ada kalanya tidak memadai terutama jika jumlah racunyang terbentuk lebih banyak daripada yang dapat dikeluarkan. Pikiran, emosi dan stress juga berpotensi meningkatkan jumlah racun / toksin dalam tubuh.

Bila dilakukan otopsi pada tubuh manusia, penampang lintang usus manusia perbandingannya sebagai berikut :

Gambar sebelah kiri adalah lumen usus yang kotor. Kita lihat dimana lumennya menyempit oleh karena banyaknya toxin, kotoran, lemak yang menempel di usus. Fungsi usus dalam menyerap makanan untuk nutrisi tubuh akan terhmbat bilamana hal ini terjadi. Bila hal ini dibiarkan terlalu lama, maka tubuh akan banyak mengalami gangguan. Tubuh akan berada dalam keadaan kondisi asidosis (kondisi dimana keasaman tubuh sudah terlalu tinggi sehingga tubuh rentan terhadap penyakit).

Gejala awal asidosis : sering sakit kepala, asma, sinusitis, mudah alergi, sering batuk, pilek, jerawat, bisul, eksim, keputihan, bau nafas tidak sedap, keringat berbau menyengat sering nyeri otot dan persendian, lesu kronis,dan kelebihan berat badan.

Gambar disebelah kanan adalah penampang usus yang bersih. Warnanya kemerahan dan tampak jonjot-jonjot usus yang sehat. Jonjot usus ini bergunadalam menyerap nutrisi yang kita makan

Jika ada tanda-tanda seperti di bawah ini maka perlu tindakan detoksifikasi, yaitu:
  1. Selulit
  2. Mual setelah mengkonsumsi makanan berlemak
  3. Bertambah gemuk di perut atau kelebihan berat badan
  4. Depresi, perubahan suasana hati
  5. Alergi, asma
  6. Sakit kepala
  7. Tekanan darah tinggi
  8. Gangguan menstruasi / timbulnya menopause dini
  9. Gula darah rendah
  10. Sindrome kelelahan kronis
  11. Ketidak seimbangan hormone Ketidak suburban
  12. Nyeri di payudara
  13. Berkaitan dengan pencernaan: lendir kekuningan di pagi hari dari mulut, sembelit, kembung, dan mencret.
Cara detoksifikasi sederhana:
  1. Hindari makanan dan minuman mengandung zat pemanis, pewarna, pengawet.
  2. Pilih makanan segar, jangan makanan olahan.
  3. Pilih makanan organic.
  4. Batasi makan daging
  5. Gunakan pembersih rumah dengan bahan alami
  6. Simpan makanan di piring keramik
  7. Banyak minum air putih
  8. Hindari makanan gorengan
  9. Kurangi kafein
  10. Kurangi penggunaan televisi, telepon  genggam.
Manfaat detoksifikasi
  1. Berat badan turun, selulit hilang
  2. Kadar kolesterol dan tekanan darah normal.
  3. Kulit lebih cantik
  4. Meningkatkan vitalitas
  5. Pencernaan sehat
  6. Kesuburan meningkat
  7. Sembuh dari masalah kronis
  8. System kekebalan tubuh meningkat
  9. Membersihkan pikiran:
  1. membebaskan diri dari emosi negative seperti kemarahan, kesedihan, ketakutan, rasa bersalah, rasa sedih.
  2. Menghentikan kebiasaan buruk dan mengubah kesimpulan yang mengganggu kesuksesan hidup
  3. Mengurangi stress dan menambah rasa tenang
  4. Menyelesaikan konflik
  5. Meningkatkan kejernihan mental dan kreatifitas.
Sumber: Obatpropolis.com 

Baca juga artikel berikut:

Stres oksidatif

Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah keadaan di mana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisirnya. Akibatnya intesitas proses oksidasi sel-sel tubuh normal menjadi semakin tinggi dan menimbulkan kerusakan yang lebih banyak. Literatur medis membuktikan bahwa stres oksidatif adalah penyebab utama penuaan dini dan timbulnya penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, alzheimer, dan lain-lain. Stres oksidatif dapat dicegah dan dikurangi dengan asupan antioksidan yang cukup dan optimal ke dalam tubuh.

Transformasi protein yang terjadi akibat stres oksidatif dapat mengakibatkan disfungsi protein, kerusakan jaringan dan berkembangnya berbagai jenis penyakit. Beberapa senyawa organik yang umumnya menyebabkan stres oksidatif, dihasilkan oleh reaksi oksidasi berbagai jenis polyunsaturated fatty acid (PUFA), antara lain senyawa dengan gugus karbonil tak jenuh jenis alfa, beta seperti 4-hydroxy-2-nonenal (HNE), 4-oxo-2-nonenal (ONE), dan akrolein. Senyawa dari golongan aldehida ini dapat menyebabkan adduct intramolekular atau intermolekular terhadap protein. Beberapa studi mass spectrometric yang mengamati reaksi pada protein yang terpapar oleh aldehida murni atau PUFA yang ter-peroksidasi menunjukkan bahwa pada awal paparan terjadi Michael dan Schiff adduct, namun hanya Michael adduct yang terjadi antara residu Cys dan His, dengan senyawa turunan HNE dan ONE, yang dapat bertahan terhadap reaksi proteolisis. Variasi produk adduct yang lain akan mengalami transformasi melalui berbagai proses seperti tautomerisasi, oksidasi, siklisasi, dehidrasi, dan terkadang juga kondensasi dengan molekul aldehida yang lain, hingga terbentuk senyawa advanced lipoxidation end products (ALE) yang stabil.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Stres_oksidatif

Sumber: obatpropolis 

Baca juga artikel berikut:

Antioksidan Itu Penting Untuk Menjaga Kesehatan

Antioksidan Itu Penting Untuk Menjaga Kesehatan !
Antioksidan adalah segala bentuk substansi yang pada kadar rendah secara bermakna dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi (proses di mana terjadi pengurangan jumlah electron dalam reaksi kimia). Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya.

Ada dua factor yang sangat berperan dalam proses penuaan, yaitu factor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam tubuh sendiri seperti bertambahnya umur, genetic, rasial, dan hormonal. Faktor internal ini sangat sulit dicegah, karena akan terbentuk secara alami. Sementara factor eksternal (berasal dari luar) yang menyebabkan penuaan dini adalah sinar ultra violet, polusi, dan udara kering.

Seiring dengan bertambahnya umur, kondisi tubuh akan menjadi tua dan menyebabkan terjadinya penurunan produksi zat antioksidan dalam tubuh. Dengan demikian, tubuh akan kekurangan tenaga, sering sakit-sakitan, terkena stroke, bahkan terjadi pergeseran pembuluh darah dan penyakit lainnya. Pada umur 40-an, produksi anti oksidan dalam tubuh hanya 50 persen dan pada umur 60-70-an akan turun menjadi 5-10 persen. Untuk itu asupan antioksidan dari luar sangat dibutuhkan.

Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh, karena berfungsi sebagai penangkap radikal bebas yang banyak terbentuk dalam tubuh. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi.  Tubuh manusia menghasilkan senyawa antioksidan, tetapi tidak cukup kuat untuk berkompetisi dengan radikal bebas yang dihasilkan setiap hari oleh tubuh sendiri.  Kekurangan antioksidan dalam tubuh membutuhkan asupan dari luar.

Peran Antioksidan dalam kesehatan
Tubuh dikatakan berfungsi secara normal bila pernafasan berlangsung dengan baik dan beraktifitas fisik dilakukan secara normal. Kebiasaan hidup, seperti merokok dapat menghasilkan senyawa-senyawa radikal bebas yang tidak diinginkan dalam tubuh dan akan menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Sel-sel sehat menjadi lemah, tubuh akan mudah terkena penyakit-penyakit tidak diinginkan seperti gangguan jantung dan kanker.
Antioksidan seperti vitamin, E dan karotenoid (beta-karoten, likopen, dan lutein) mempunyai peran yang cukup penting dalam membantu pencegahan kerusakan sel-sel sehat akibat adanya radikal bebas tersebut. Bila mulai menerapkan pola hidup sehat akan sangat membantu tubuh dalam mengurangi resiko keracunan akibat radikal bebas (stress oksidatif). Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran sangat dianjurkan untuk mencukupi asupan antioksidan dari luar.

Bagaimana radikal bebas merusak sel dan jaringan dalam tubuh … dan bagaimana antioksidan bisa membantu memulihkan kesehatan sel dan jaringan tubuh. .... Lihat video berikut:



Sumber: Obatpropolis.com

Baca juga artikel berikut:

Propolis Sejuta Manfaat

Propolis merupakan zat yang dihasilkan lebah yang fungsinya di alam sebagai pelindung sarang lebah dari serangan bakteri. Namun, tidak hanya bermanfaat bagi lebah, propolis ternyata juga mambawa banyak manfaat bagi manusia.

I Made Artika, dosen jurusan Biokimia FMIPA, IPB, menjelaskan propolis merupakan senyawa kimia alami berupa resin yang dihasilkan lebah. Secara alami, propolis digunakan untuk membangun sarang lebah sekaligus untuk mensterilkan sarang dari mikroba seperti bakteri.

Popolis digunakan untuk merekatkan dan menambal sarang lebah yang bocor sehingga melindungi sarang dari gangguan luar. “Cara lebah menghasilkan propolis yaitu dengan mengumpulkan makanan dari berbagai pucuk-pucuk tanaman di sekitar lebah tinggal. Pucuk itu ia kunyah dan bercampur dengan enzim di dalam tubuh lebah dan ia keluarkan lagi untuk digunakan di sarang,” terangnya.

Jenis senyawa kimia propolis sangat beragam hingga mencapai 300 jenis. Untuk meneliti jenis senyawa kimia ini digunakan teknik GCMS (gas chromatograph nass spectroscopy). Setelah diteliti, ternyata di dalam propolis terkandung zat besi, vitamin B kompleks, provitamin A, vitamin C, vitamin E, asam amino, mineral, terpena, dan bermacam bioflavonoid. Dari ratusan senyawa kimia ini, yang populer adalah bioflavonoid dan terpena serta turunannya. Bioflavonoid ini memiliki sifat antioksidan dan juga antibakteri.

Pertemuan peneliti dan ahli perlebahan dunia di 2007 menyimpulkan ada 79 manfaat propolis bagi kesehatan, antara lain untuk penyembuhan asma, bronkhitis, hipertensi, asam urat, rematik, kanker, tumor, dan jantung. Propolis juga mencegah proses infeksi virus, jamur, dan parasit lainnya ke dalam tubuh manusia.
Pertemuan itu juga menyebutkan bahwa satu tetes bioflavonoid setara dengan bioflavonoid yang terdapat di 500 buah jeruk. Selain itu, propolis mengandung asam cafeic acid phenetyl esther yang berperan membasmi sel kanker. Cara asam tersebut membunuh sel kanker adalah dengan menekan DNA-RNA virus tanpa merusak sel-sel lain di luar sel kanker.

Dr Bent Havsteen dari University of Kiel, Jerman, pada 1987 menemukan fungsi rutin dari propolis di dalam tubuh, yaitu merangsang tubuh menghasilkan imunitas (kekebalan), menguatkan dinding sel, menguatkan dinding pembuluh darah, serta melembutkan saluran darah sehingga pembuluh darah lebih kenyal.
Para peneliti juga menyimpulkan propolis tidak beracun seperti obat dari bahan kimia, namun akan menimbulkan efek tidak baik bagi orang yang memang sejak lahir sudah alergi terhadap lebah dan produk yang dihasilkan lebah. Banyak sekali khasiat baiknya ya! wan / L-2. Sumber: Koran Jakarta, Tgl. 5 Juli 2011.

Sumber: Obatpropolis.com 

Baca juga artikel berikut:

Jumat, 15 Maret 2013

Radikal Bebas Dan Pengaruhnya Pada Kesehatan

Radikal Bebas Dan Pengaruhnya Pada Kesehatan

Radikal bebas (free radical) biasa di sebut juga oksidan sebenarnya adalah sejenis partikel terkecil dari suatu molekul yang mengandung gugusan elektron yang tidak berpasangan pada orbit terluarnya. Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru.

Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain.  Di dalam tubuh, radikal bebas akan menurunkan kesehatan akibat terjadinya proses oksidasi. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung, kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal.

Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh (stress oksidatif). Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.

Radikal Bebas Berkontribusi Besar Pada Proses Penuaan
Pada umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal serangan radikal bebas karena di dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu melawannya, tetapi karena manusia secara alami mengalami degradasi atau kemunduran seiring dengan peningkatan usia, akibatnya pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka Kerusakan jaringan terjadi secara perlahan-lahan.  Contohnya: di kulit menjadi keriput karena kehilangan elastisitas jaringan kolagen serta otot, terjadinya bintik pigmen kecoklatan /flek pikun, parkinson, Alzheimer karena dinding sel saraf yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda merupakan serangan empuk dari radikal bebas.

Bagaimana radikal bebas merusak sel dan jaringan dalam tubuh … dan bagaimana antioksidan bisa membantu memulihkan kesehatan sel dan jaringan tubuh. .... Lihat video berikut:



Sumber: Obatpropolis.com

Baca juga artikel berikut:

Konsentrasi Optimal Propolis

Menakar Konsentrasi Optimal Propolis

menakar konsentrasi propolisSejak ribuan tahun yang lalu umat manusia telah memanfaatkan propolis untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Selama itu pula para ahli kesehatan, terutama di dunia timur terus-menerus mengeksplorasi manfaat cairan untuk menggali khasiat cairan yang dihasilkan oleh lebah itu. Tak heran bila pengguna propolis dari waktu ke waktu semakin banyak saja.

Sayangnya sampai sekarang, dunia kedokteran moderen belum menerima propolis dalam mekanisme pengobatan penyakit. Mereka beralasan hingga kini tidak ada informasi jelas tentang tingkat konsentrasi optimal yang mampu menjamin efektivitas propolis pada proses pengobatan penyakit.

Namun dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir, jawaban atas permasalahan ini akan segera didapatkan. Pencarian itu mulai menemui titik terang pada 2008. Ketika itu tim peneliti dari Universitas Valencia dan Hospital La Fe berhasil membuktikan bahwa propolis dapat melindungi kromoson dan DNA.

Secara lebih rinci penelitian ini menyimpulkan cairan propolis dapat mereduksi setengah dari kerusakan kromoson yang disebabkan radasi terionisasi. Selain itu cairan yang dihasilkan lebah itu juga mampu melindungi DNA dari proses itu. Temuan inilah yang kemudian menjadi titik berangkat pencarian tingkat konsentrasi optimal propolis.

Penelitian ini pun mewujud pada 2012. Sekelompok peneliti dari berbagai universitas di Spanyol melakukan studi in vitro cytotoxity , proses pemberian racun pada sel di luar tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat konsentrasi propolis dalam memberikan perlindungan maksimal melawan radiasi yang terionisasi, namun tak sampai meracuni sel darah.

Tim peneliti menggunakan empat molekul genetik dalam eksperimen ini. Menurut Alegria Montoro, seperti yang dilansir laman phys.org, penggunaan molekul ini memperlihatkan pengaruh substansial propolis pada sel, termasuk di dalamnya ini sel yang terkena racun. Selain itu juga propolis mampu mengubah fase pembelahan sel dengan mempercepat, memperlambat atau bahkan menghentikan proses itu.

Di luar itu, penelitian ini juga menggunakan indeks perkembangbiakan sel dan proliferasi kinetik sel. Tujuannya untuk mengetahui apakah memiliki efek toksik (racun) di dalam sel.

Dari serangkaian eksperimen yang dilakukan, tim peneliti akhirnya menarik simpulan penelitian ini. Mereka berhasil mengungkapkan tingkat konsentrasi propolis yang optimal, yaitu antara 120-500 mikrogram/mL. Dalam rentang itu, tim peneliti ini berkeyakinan dapat diperoleh perlindungan maksimal melawan racun kerasukan. Mereka juga mengaransi tidak terjadi kerusakan dan keracunan pada sel (cytotoxicity) dan gen (genotoxicity).

“Melalu studi ini kami telah mengetahui tingkat percobaan in vitro , konsentrasi propolis yang digunakan untuk membuat proses itu berjalan sebagai agen pelindung radiasi, tanpa mengalami proses peracunan pada sel-sel normal, kata Alegria Montoro seperti dilansir laman phys.org.

Temuan ini merupakan langkah pertama untuk uji klinis di masa depan. Sasaran akhirnya adalah mengubahnya menjadi kapsul-kapsul yang memiliki dosis propolis yang cukup. Namun dibutuhkan beberapa penelitian lagi sebelum langkah akhir itu dapat ditempuh.

Sumber: obatpropolis.com 

Baca juga artikel berikut:
 

Propolis - Persembahan Dari Lebah

Propolis - Persembahan Dari Lebah
Propolis berasal dari bahasa Yunani yang secara umum berarti pertahanan kota. Propolis merupakan campuran zat resin (getah) yang dikumpulkan oleh lebah madu dari pohon buds, getah mengalir, atau sumber botani lainnya. Lebah menggunakan propolis sebagai sealant untuk ruang terbuka atau celah yang tidak diinginkan dalam sarang lebah. Propolis digunakan untuk celah kecil (sekitar 6,35 millimeters (0,3 in) atau kurang), sementara ruang yang lebih besar biasanya diisi dengan me-lilininya. Warna propolis berbeda-beda, tergantung pada sumber botani, yang paling umum adalah coklat gelap. Propolis itu lengket (sticky) di atas suhu kamar. Pada temperatur rendah menjadi keras dan sangat rapuh.

Selama berabad-abad, peternak lebah menganggap bahwa lebah menambal sarangnya dengan propolis untuk melindungi koloni dari unsur-unsur, seperti terpaan hujan dan musim dingin . Namun, abad ke-20 penelitian telah menunjukkan bahwa lebah tidak hanya mampu bertahan, namun juga berkembang pesat, dengan meningkatkan ventilasi selama bulan-bulan dalam musim dingin.

Bagi Lebah, Propolis diyakini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. memperkuat stabilitas struktural dari sarang lebah
2. mengurangi getaran
3. membuat sarang lebah lebih terlindungi dengan menambal celah masuk.
4. mencegah penyakit dan parasit yang masuk sarang lebah
5. mencegah pembusukan di sarang lebah. Lebah biasanya membawa limbah keluar dari sarang lebah.

Namun jika cicak atau tikus kecil, misalnya masuk ke dalam sarang lebah dan mati di sana, lebah tidak dapat membawanya keluar dari sarang lebah. Dalam hal ini, lebah akan berusaha membungkus bangkai tersebut dengan propolis, membuatnya menjadi mumi sehingga tidak berbau dan tidak berbahaya.

Komposisi Propolis
Komposisi propolis akan berbeda pada setiap sarang , satu tempat dengan tempat lain, dan dari musim ke musim. Biasanya propolis berwarna coklat gelap, namun dapat ditemukan bercorak warna hijau, merah, hitam dan putih, tergantung pada sumber-sumber damar /resin yang ditemukan di wilayah tertentu sarang lebah tersebut.

Propolis yang dikumpulkan lebah dari getah pohon poplar kaya akan flavonoids. Secara tipical propolis dari daerah utara memiliki sekitar 50 konstituen, terutama balsams (50%), waxes (30%), esensial oil (10%), dan pollen (5%).

Di beberapa wilayah Chili, propolis mengandung viscidone, sebuah terpene dari pohon semak Baccharis . Dan di Brazil, baru-baru ini telah berhasil diisolasi naphthoquinone epoxide dari propolis merah, dan asam-asam prenylated (prenylated acids) seperti asam 4-hydroxy-3 ,5-diprenyl cinnamic acid telah didokumentasikan. Analisis terhadap propolis dari Henan, Cina, menemukan sinapic acid, isoferulic acid, caffeic acid, dan chrysin, yang mana tiga senyawa yang disebutkan pertama tadi menunjukan kemampuan anti-bacterial.

Kandungan propolis jelas sangat bergantung dari sumber yang digunakan oleh setiap sarang lebah. Hal inilah yang bertanggung jawab terhadap banyak dan beragamnya klaim sehubungan dengan kandungan medisnya, dan kesulitannya dalam mereplikasi study ilmiah sebelumnya untuk meneliti/menyelidiki klaim-klaim tersebut. Bahkan sample propolis yang diambil dari satu sarangpun dapat berbeda, sehingga untuk melakukan control secara klinis menjadi sulit.

Penggunaan secara Medis
Propolis umumnya dipasarkan oleh toko-toko makanan kesehatan (health food stores) sebagai suatu obat tradisional (traditional medicine). Para praktisi pengobatan alam menggunakan propolis untuk bantuan pada berbagai kondisi, termasuk inflamasi (peradangan), penyakit karena virus (viral deaseases), ulcers, juga luka bakar dangkal.

Propolis juga diyakini untuk meningkatkan kesehatan jantung, memperkuat sistem kekebalan dan mengurangi risiko katarak. Para peternak lebah dulu menganjurkan sedikit propolis disimpan di dalam mulut sebagai obat untuk sakit tenggorokan. Propolis lozenges dan propolis tinctures dapat dibeli di banyak negara. Meskipun propolis telah diklaim untuk digunakan dalam merawat allergi, propolis dapat menyebabkan reaksi alergi parah jika pengguna adalah sensitif terhadap produk lebah atau lebah.
Beberapa klaim kini sedang diinvestigasi secara klinis dan beberapa studi diterbitkan dalam literature Biomedis. Oleh karena komposisi kimia propolis sangat bervariasi tergantung pada musim, spesies lebah dan lokasi geografis, kita harus berhati-hati sebagaimana hasilnya yang masih diteliti (seperti di atas).

Sebagai antimicrobial
Tergantung dengan komposisi, propolis mampu menunjukkan sebagai bahan antibiotik dan anti jamur (antifungal) yang kuat.

Sebagai emmolient
Studi juga menunjukkan bahwa propolis mampu cecara efektif dalam merawat kulit luka bakar.

Sebagai immunomodulator / Pembentuk Kekebalan Tubuh
Propolis juga menunjukan efek immunomodulator / membentuk kekebalan tubuh .

Sebagai dental anti-plaque agent / anti-plaq pada gigi
Propolis telah menjadi subjek penelitian kedokteran gigi baru-baru ini, karena ada beberapa bukti bahwa propolis mampu secara aktive melindungi terhadap caries gigi dan bentuk-bentuk lain dari penyakit mulut, karena kandungan antimicrobial-nya. Propolis juga efektif digunakan untuk mengobati sariawan (canker sores)

Sebagai anti-tumor growth agent
Penggunaan propolis dalam menghambat pertumbuhan tumor telah diteliti pada tikus di Jepang.

Sumber: Obatpropolis.com

Baca juga artikel berikut:


Kamis, 14 Maret 2013

Bukti Khasiat Propolis Dari Laboratorium

Bukti Khasiat Propolis Dari Laboratorium

Siapa tak merinding mendengar kata AIDS – menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat infeksi human immunodeficiency virus HIV yang memicu munculnya beragam penyakit? Menurut data World Health Organization(WHO), sekitar 2-juta penduduk dunia meninggal akibat AIDS sepanjang 2008. Jumlah itu mungkin turun jika para pengidap AIDS mengenal propolis.

Propolis memang belum dibuktikan secara klinis bisa mengatasi HIV. Namun, berdasar riset in vitro – di laboratorium – yang dilakukan para peneliti dari University of Minnesota, Minneapolis, Amerika Serikat, propolis berpotensi meningkatkan kekebalan tubuh para penderita HIV/AIDS. Tim peneliti menduga zat antiviral yang terkandung dalam propolis menghambat masuknya virus ke dalam CD4+ limfosit.
Propolis dosis 66,6 ?g/ml dalam kultur sel CD4+ – sel T dalam sistem kekebalan yang memiliki reseptor CD4 mampu menghambat ekspresi virus HIV maksimal 85%. Lazimnya pada penderita HIV/AIDS, virus mematikan itu menginfeksi sel bereseptor CD4 dan merusaknya. Makanya, jumlah sel ber-CD4 pada penderita HIV/AIDS turun jauh di bawah angka normal. Pada orang sehat, jumlahnya sekitar 500 – 1.500/mm3 darah.

Penyakit berat
Berdasarkan riset di luar maupun dalam negeri, propolis memang terbukti ampuh melawan beberapa penyakit berat. Dr dr Eko Budi Koendhori Mkes, dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), misalnya, membuktikan lem lebah itu membantu menekan kerusakan jaringan paru pada mencit yang diinfeksi Mycobacterium tuberculosis – bakteri penyebab penyakit tuberculosis (TBC).

Dari 100 mencit yang diinfeksi M. tuberculosis, tikus yang diberi kombinasi Isoniasid – obat antituberculosis – 25 mg/kg bobot badan dan propolis menunjukkan peningkatan kadar interferon γ . Interferon γ berperan mengaktifkan sel makrofag yang membunuh bakteri TBC. Mencit yang hanya diberi Isoniasid mengalami peningkatan kerusakan paru dari minggu ke-5 hingga ke-12. Sementara kondisi paru mencit yang diberi Isoniasid dan propolis dosis 800 mg pada minggu ke-12 sama seperti pada minggu ke-5.

Propolis berperan meningkatkan kekebalan penderita sehingga kerusakan jaringan dapat ditekan. Obat standar bekerja secara langsung menyerang bakteri TBC. Nah, kombinasi obat dan propolis mematikan bakteri TBC sekaligus mengurangi kerusakan paru-paru akibat serangan bakteri. ‘Propolis sangat bagus untuk meningkatkan sistem imun. Selain itu saya duga memiliki kemampuan antikanker,’ tutur Eko.

Kanker
Dugaan Eko tidak meleset. Berdasar riset yang dilakukan di laboratorium Pengujian dan Penelitian Terpadu (LPT) UGM, produk propolis yang diteliti dapat menghambat selkanker HeLa (sel kanker serviks), Siha (sel kanker uterus), serta T47D dan MCF7 (sel kanker payudara) dengan nilai IC50 berkisar 20 – 41 µg/ml. Artinya, propolis dosis 20 – 41 µg/ml dapat menghambat aktivitas 50% sel kanker dalam kultur.
Itu sejalan dengan penelitian dr Woro Pratiwi MKes SpPD, dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM). Propolis yang diberikan selama 1 bulan memiliki efek antikanker dalam organisme hidup. Itu ditunjukkan dengan menurunnya jumlah nodul atau tonjolan tumor dan menurunnya aktivitas proliferasi – penggandaan – sel tumor kelenjar payudara pada mencit. Namun, efeknya masih lebih rendah dibanding pada mencit yang diberi obat kanker standar, doksorubisin. ‘Sehingga, perlu dikaji penggunaan propolis dengan obat antikanker terstandar untuk memberikan efek terapi optimal dan efek samping minimal,’ ujar Woro.

Polifenol dan flavonoid, sebagian senyawa yang terkandung dalam propolis, kemungkinan berperan menghambat proliferasi sel kanker. Menurut Dr Edy Meiyanto dari Fakultas Farmasi UGM, flavonoid biasanya mempunyai struktur khas yang mampu menghambat protein kinase yang digunakan untuk proliferasi sel. Jika protein kinase ini dihambat, proses fisiologi sel pun terhambat sehingga sel melakukan apoptosis alias membuat program bunuh diri.

‘Senyawa golongan flavonoid dan polifenol yang ada dalam propolis juga memiliki efek antioksidan dan antitrombositopenia,’ kata Prof Dr Mustofa MKes Apt dari Bagian Farmakologi & Toksikologi FK UGM. Penelitian tim FK UGM menunjukkan sediaan propolis yang diuji mampu mencegah penurunan trombosit pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei – salah satu parasit penyebab malaria pada mamalia selain manusia. Dosis optimal 5 ml/kg bobot badan juga mampu meningkatkan jumlah eritrosit hingga 37% setelah 8 hari pemberian.

Aman
Khasiat lain propolis yang sudah dibuktikan lewat riset yaitu efek antimikrobanya. Uji yang dilakukan Eko pada 2007 menunjukkan propolis mampu membunuh 26 isolat bakteriStaphylococcus aureus penyebab infeksi pada kulit dan saluran pernapasan serta Escherichia coli penginfeksi saluran pencernaan. Propolis dosis 10% dan 20% mampu membunuh seluruh sampel kedua jenis bakteri.

Penelitian serupa oleh Dr Jessie Pamudji di Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung membuktikan efek antibakteri propolis terhadap S. aureus dan Propionibacterium acnes– biang jerawat. ‘Itu karena propolis mengandung senyawa yang bersifat antimikroba yaitu flavon pinocembrin, flavonol galangin, dan asam kafeat,’ ujar Jessie.

Yang terpenting, riset membuktikan propolis aman meski dikonsumsi dalam jangka panjang. Menurut Dra Mulyati Sarto, MSi dari LPT UGM, toksisitas propolis sangat rendah. ‘Mencit yang diberi propolis tiap hari selama 1 bulan dengan dosis normal, fungsi dan kondisi organ tubuhnya tetap bagus, tidak bermasalah,’ ujarnya.

Dosis normal yang dimaksud setara 1 sendok makan propolis dilarutkan dalam 50 ml air untuk konsumsi manusia. Propolis baru menyebabkan kematian separuh jumlah hewan uji pada dosis di atas 10.000 mg/kg bobot badan. Jika dikonversikan ke orang berbobot 60 kg, dosis itu setara konsumsi 0,6 kg propolis setiap hari. Artinya, keampuhan dan keamanan propolis telah terbukti. (Tri Susanti/Peliput: Faiz Yajri, Nesia Artdiyasa & Rosy Nur Apriyanti)

Sumber: obatpropolis.com


Baca juga artikel berikut:

Penyakit Jantung Efektif Diobati Propolis

Penyakit Jantung Efektif Diobati Propolis

Penyakit jantung bukan hanya masalah organ jantungnya saja, tapi juga tidak terlepas dengan sistem pembuluh darahnya. Sehingga lebih tepatnya dikatakan sebagai Penyakit Kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).

Propolis memiliki kemampuan menangkal radikal bebas karena memiliki kandungan Bioflavonoids yang tinggi. Manfaat dan fungsi bioflavonoids juga termasuk memperbaiki dan memulihkan sistem kapilari pembuluh darah, kebocoran dan elastisitasnya. Propolis mampu mengikis dan menghilangkan sumbatan-sumbatan yang terjadi di pembuluh darah.

Propolis efektif di gunakan sebagai pencegahan dan perawatan Kardiovaskuler, dan efektif untuk pengobatan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sumber: obatpropolis.com

Jumat, 08 Maret 2013

Propolis Sebagai Obat Alami Modern

Propolis Sebagai Obat Alami Modern
Propolis adalah produk lebah yang berasal dari getah-getah pohon dan pucuk-pucuk daun muda yang mengalami proses percampuran dengan enzim lebah (air liur lebah) sehingga memiliki khasiat yang istimewa sebagai obat alami dan perlindungan / pencegahan terhadap penyakit.

Produk lebah, termasuk propolis sudah dikenal sejak dahulu sebagai bagian dari pengobatan berbagai macam penyakit yang dilakukan oleh masyarakat  Hampir semua kitab suci menulis tentang lebah, yang menunjukan bahwa lebah adalah salah satu hewan yang paling istimewa di atas dunia ini. Begitu banyak manfaat yang diberikan oleh lebah kepada umat manusia.

Penelitian yang semakin luas terhadap Propolis menunjukan betapa produk lebah ini masih menyimpan potensi yang luar biasa sebagai bahan obat alami. Propolis ternyata terbukti mampu menjadi solusi berbagai macam masalah kesehatan yang muncul sekarang ini, di mana pengobatan dengan obat-obatan kimia justru menimbulkan masalah kesehatan yang baru bagi penderita suatu penyakit.

Propolis semakin dikenal sekarang ini karena terbukti efektif sebagai obat alami, tidak menimbulkan efek samping penyakit, dosis penggunaan yang sangat aman, sehingga bisa di konsumsi oleh balita (bawah lima tahun) sampai dengan lansia (lanjut usia), ibu hamil dan ibu menyusui, maupun orang sedang dalam perawatan dokter yang sedang mengkonsumsi obat-obat kimia. Propolis semakin menjadi pilihan masyarakat modern yang menginginkan kesehatan yang prima.

Propolis sebagai Obat Alami Dan Suplemen. For Medication And Protection.   

Baca juga artikel berikut:
     
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...